Dua penata rambut

Penata rambut saya hanya mendengarkan cerita saya sekali dalam tiap tiga bulan. Diperlukan lebih dari dua tahun untuk menyelesaikan 6 cerita dari Perjanjian Lama dan 8 cerita dari Perjanjian Baru. Tempo yang lambat ini rupanya cocok untuk penata rambut saya untuk dapat mencerna dan memikirkan tiap-tiap cerita. Dia tidak ada masalah untuk mengingat cerita-cerita sebelumnya, biasanya cukup dengan semenit ringkasan cerita sebelumnya untuk mempersiapkannya mendengar cerita yang baru. Ini adalah cara yang baik, bukan hanya karena dia ingat cerita-cerita itu, tapi saya tidak perlu cari cara untuk memulai percakapan mengenai Injil. Ketika saya duduk di kursi, dia tahu ini waktunya untuk mendengar cerita berikutnya.

Sebuah cerita lebih mudah diingat dibandingkan dengan percakapan mengenai suatu hal yang abstrak. Sebuah cerita diam di dalam pikiran, dan bekerja setelah lama kita berpisah dengan seseorang. Ini cocok untuk orang-orang yang sesekali kita jumpai seperti penata rambut atau penjaga toko.

Seorang penata rambut yang lain menjadi orang percaya. Dia ingin tahu bagaimana Tuhan bisa memakai dia untuk berbagi cerita. Dia punya satu keahlian, yaitu menata rambut dan uang yang cukup untuk menyewa ruang untuk memotong rambut. Tiap kali dia memotong rambut seseorang, dia menawarkan sebuah “cerita gratis” sebagai hadiah. Banyak orang menerima tawaran itu. Setelah beberapa waktu, dia melihat beberapa orang menerima hadiah pemberian yang terbesar.

Diadaptasi dari “Telling the Gospel Through Story” (“Mengabarkan Injil Melalui Cerita”).

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *