Mendengarkan banyak cerita tidak akan mempengaruhiku
Claire bertemu dengan seorang Kristen yang baru bertobat ketika dia sedang belanja di pasar. Wanita ini mengatakan bahwa dia berhenti bersaksi tentang Kristus karena merasa tidak mampu. Setiap kali teman-temannya melihat wanita ini datang, mereka akan menghindar. Ketika dia menjelaskan metode yang dipakai untuk bersaksi, jelaslah mengapa teman-temannya melarikan diri! Metode yang dipelajarinya bersifat konfrontasi, abstrak, dan manipulasi karena itu teman-temannya merasa seperti sasaran tembak.
Claire mendemonstrasikan kepada wanita ini bagaimana caranya bersaksi kepada orang lain dengan metode bercerita dan memulai dengan cerita pertamanya. Semenit kemudian, satu dari teman-teman yang tadinya menjauhi wanita yang baru percaya ini datang dan bertanya apakah dia boleh ikut mendengarkan. Di akhir cerita tentang penciptaan, temannya berkata, “Ini seperti menonton televisi!”
Kadangkala metode bercerita merupakan satu-satunya cara bagi banyak orang untuk mau mendengarkan Injil. Mereka mungkin telah membangun tembok perlawanan terhadap metode penginjilan lainnya dan mempunyai pengalaman buruk sebelumnya, atau pemimpin-pemimpin agama mereka telah memperingatkan agar jangan mendengarkan cerita Alkitab.
James bekerja di sebuah desa dimana sulit untuk bersaksi tentang injil secara terbuka. Tetapi dia menemukan bahwa metode bercerita tidak dirasakan orang sebagai penginjilan. Beberapa waktu lalu, dia bisa bersaksi tentang Injil kepada para bhiksu di sebuah vihara. Para bhiksu ini mendengarkan rangkaian 9 cerita dan menyukainya. Pendalaman Alkitab atau cara penginjilan yang lebih formal besar kemungkinannya tidak akan mendapatkan sedikitpun perhatian dari mereka. Kemungkinan malah akan diprotes keras. Sebaliknya metode bercerita ini terdengar ’tidak berbahaya’. Pendekatan yang ‘tidak berbahaya’ memberikan kesempatan kepada bhiksu-bhiksu ini untuk berpartisipasi dalam kelompok bercerita, dan bhiksu yang pertama baru saja menjadi percaya Tuhan Yesus setelah mendengarkan cerita berminggu-minggu dan menanyakan banyak pertanyaan.
Diadaptasi dari buku “Telling the Gospel Through Story” (Mengabarkan Injil melalui metode bercerita)